Tuesday, October 17, 2017

Sukses Menua vs Tidak Sukses Menua?

Sukses lazimnya berkaitan dengan sosial ekonomi, seperti karier, jabatan, pendidikan, kaya atau keuangan terjamin, terkenal,banyak teman dsbnya. Tetapi, menjadi tua kok ada sukses dan tidak suksesnya?


Menjadi tua adalah proses alamiah. Dulu sering terdengar orang tua sekitar kita berkata, ”maklumlah sudah tua” (usual aging= Penuaan Lazim/Biasa). Lazim, jika bertambahnya usia sering lupa, mata rabun, telinga budek, tinggi badan menciut, nyeri/sakit-sakitan seluruh tubuh, dan rentan terserang penyakit.
Nah, pertumbuhan pesat populasi lansia secara global seiring dengan meningkatnya sosioekonomi dan kesadaran akan kesehatan, maka timbul penolakan/denial menjadi tua terlalu cepat  dan atau banyak penyakit.
Saat ini, konsep panjang umur telah berubah. Lansia generasi milenium ini berkeinginan dan berupaya untuk menjalani hari tua (baca: beraktivitas) dengan nyaman layaknya di masa muda, sehingga memicu pertumbuhan konsep ‘Sukses Menua’ (successful aging) secara global. Bahkan banyak lansia yang memulai karier baru di usia 70 tahun keatas, memulai hobi/petualangan baru seperti menari, modelling, travelling ke seluruh dunia, menyelam dll.

Lansia yang Sukses Menua (Successful Aging)

Adalah Rowe & Kahn (1987,1996) yang mengawali adanya konsep penuaan lazim (usual aging) dan penuaan sukses (successful aging). Penuaan lazim terjadi seiring dengan bertambahnya usia terjadi penurunan kondisi fisik, mental/kognisi, dan dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. 
Individual yang berhasil beradaptasi dengan penuaan (dengan memodifikasi faktor eksternal)  sehingga mampu meminimalisasi penurunan fungsi fisik/biologis, mental/kognisi dan sosial di saat usia bertambah, maka ia telah sukses menua (successful aging).

Carolyn Hartz,warga Australia berusia 70 th saat foto ini diambil.
Wang Deshun, memulai karir di usia 79 th, meskipun ubanan dan keriputan di wajah, postur tubuh/otot, gerakan tubuh yang lincah, percaya diri, bergaya dan semangat tetap muda. 
I
Titiek Puspa, 79 th, contoh lansia yang sukses menua, tidak hanya tampak awet muda , karier tetap berkiprah juga sukses dari segi medis, sosial, psikologis. Ia pernah terkena kanker serviks,  patah tulang kaki tetapi perbedaannya,dibanding dengan lansia "Menua Biasa", dia bisa sembuh dan beraktivitas kembali.

Tao Porchon-Lynch, 98th, guru yoga tertua di dunia dan masih aktif mengajar hingga kini. Walaupun pernah patah tulang pergelangan, tetap tidak kapok untuk beryoga.


Lansia yang Menua Lumrah (Usual Aging)

Lansia di Indonesia, berpenampilan sesuai umurnya dan masih bisa mandiri mengurus kehidupan sehari-hari dan beraktivitas sosial di komunitas seperti menari, arisan, kumpul bareng dsbnya.


Meningkatnya usia seiring rentan terhadap penyakit kronis & trauma, penurunan fisik dan mental sehingga memerlukan bantuan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. 

Meskipun kriteria menua sukses sangat beragam, tetapi garis besarnya mencakup 3 komponen sebagai berikut:
1. Kriteria medis: tidak berpenyakit; sehat jasmani,  rohani dan fungsi luhur (kognisi) tidak menurun.
2. Kriteria sosial: mampu hidup mandiri, beraktivitas/interaksi di komunitas/keluarga 
3. Kriteria psikologis: percaya diri, bahagia,mempunyai minat pengembangan diri , dsbnya.

Banyak penelitian menunjukkan aktivitas fisik dan interaksi sosial  merupakan faktor eksternal berefek positif dalam proses penuaan. Artinya, dengan modifikasi faktor eksternal, proses penuaan bisa diadaptasi/ditunda lho.  Ayo, tunggu apa lagi, mari kita mulai sekarang! Sudah banyak contoh nyata lho!

No comments:

Post a Comment