Tuesday, October 17, 2017

Sukses Menua vs Tidak Sukses Menua?

Sukses lazimnya berkaitan dengan sosial ekonomi, seperti karier, jabatan, pendidikan, kaya atau keuangan terjamin, terkenal,banyak teman dsbnya. Tetapi, menjadi tua kok ada sukses dan tidak suksesnya?


Menjadi tua adalah proses alamiah. Dulu sering terdengar orang tua sekitar kita berkata, ”maklumlah sudah tua” (usual aging= Penuaan Lazim/Biasa). Lazim, jika bertambahnya usia sering lupa, mata rabun, telinga budek, tinggi badan menciut, nyeri/sakit-sakitan seluruh tubuh, dan rentan terserang penyakit.
Nah, pertumbuhan pesat populasi lansia secara global seiring dengan meningkatnya sosioekonomi dan kesadaran akan kesehatan, maka timbul penolakan/denial menjadi tua terlalu cepat  dan atau banyak penyakit.
Saat ini, konsep panjang umur telah berubah. Lansia generasi milenium ini berkeinginan dan berupaya untuk menjalani hari tua (baca: beraktivitas) dengan nyaman layaknya di masa muda, sehingga memicu pertumbuhan konsep ‘Sukses Menua’ (successful aging) secara global. Bahkan banyak lansia yang memulai karier baru di usia 70 tahun keatas, memulai hobi/petualangan baru seperti menari, modelling, travelling ke seluruh dunia, menyelam dll.

Lansia yang Sukses Menua (Successful Aging)

Adalah Rowe & Kahn (1987,1996) yang mengawali adanya konsep penuaan lazim (usual aging) dan penuaan sukses (successful aging). Penuaan lazim terjadi seiring dengan bertambahnya usia terjadi penurunan kondisi fisik, mental/kognisi, dan dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. 
Individual yang berhasil beradaptasi dengan penuaan (dengan memodifikasi faktor eksternal)  sehingga mampu meminimalisasi penurunan fungsi fisik/biologis, mental/kognisi dan sosial di saat usia bertambah, maka ia telah sukses menua (successful aging).

Carolyn Hartz,warga Australia berusia 70 th saat foto ini diambil.
Wang Deshun, memulai karir di usia 79 th, meskipun ubanan dan keriputan di wajah, postur tubuh/otot, gerakan tubuh yang lincah, percaya diri, bergaya dan semangat tetap muda. 
I
Titiek Puspa, 79 th, contoh lansia yang sukses menua, tidak hanya tampak awet muda , karier tetap berkiprah juga sukses dari segi medis, sosial, psikologis. Ia pernah terkena kanker serviks,  patah tulang kaki tetapi perbedaannya,dibanding dengan lansia "Menua Biasa", dia bisa sembuh dan beraktivitas kembali.

Tao Porchon-Lynch, 98th, guru yoga tertua di dunia dan masih aktif mengajar hingga kini. Walaupun pernah patah tulang pergelangan, tetap tidak kapok untuk beryoga.


Lansia yang Menua Lumrah (Usual Aging)

Lansia di Indonesia, berpenampilan sesuai umurnya dan masih bisa mandiri mengurus kehidupan sehari-hari dan beraktivitas sosial di komunitas seperti menari, arisan, kumpul bareng dsbnya.


Meningkatnya usia seiring rentan terhadap penyakit kronis & trauma, penurunan fisik dan mental sehingga memerlukan bantuan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. 

Meskipun kriteria menua sukses sangat beragam, tetapi garis besarnya mencakup 3 komponen sebagai berikut:
1. Kriteria medis: tidak berpenyakit; sehat jasmani,  rohani dan fungsi luhur (kognisi) tidak menurun.
2. Kriteria sosial: mampu hidup mandiri, beraktivitas/interaksi di komunitas/keluarga 
3. Kriteria psikologis: percaya diri, bahagia,mempunyai minat pengembangan diri , dsbnya.

Banyak penelitian menunjukkan aktivitas fisik dan interaksi sosial  merupakan faktor eksternal berefek positif dalam proses penuaan. Artinya, dengan modifikasi faktor eksternal, proses penuaan bisa diadaptasi/ditunda lho.  Ayo, tunggu apa lagi, mari kita mulai sekarang! Sudah banyak contoh nyata lho!

Saturday, October 14, 2017

Tips Menghindari Penipuan Klinik Penyakit Kulit Kelamin atau Penyakit Menular Seksual


Di kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta, belakangan ini berjamuran klinik khusus penyakit kelamin atau menjual obat untuk keluhan seputar penyakit kelamin. Klinik seperti ini umumnya mengklaim dapat mengobati beragam penyakit/gangguan seputar masalah alat reproduksi seperti:
 Kencing nanah
 Keputihan (vaginal/urethral discharge),
 Kutil kelamin (condyloma/verucca),
 Benjolan sekitar alat kemaluan
 Luka di sekitar kelamin
 Herpes genitalia/kelamin,  
 Gatal di seputar kemaluan,
 Nyeri/rasa perih/panas saat kencing, anyang-anyangan
 Nyeri sanggama
 Nyeri ereksi,
 bengkak, merah di sekitar kemaluan (vagina/penis/buah zakar)
 Gangguan ereksi/ereksi tidak tahan lama
 Ejakulasi dini
 Ejakulasi kering
 Perbaikan selaput dara/keperawanan supaya berdarah lagi laiknya malam pertama (hymenoplasti/hymenorafi)
 Pengencangan/peremajaan/perawatan vagina
 Operasi perbaikan bentuk vagina (labioplasti/vaginoplasti)
 Operasi pemanjangan/pembesaran penis

Modus penipuan klinik berupa:

1. Klinik bermodus penipuan biasanya langsung muncul di beberapa deretan teratas/terbawah di beberapa halaman depan dari hasil pencarian kata kunci (search engine).
   Biasanya klinik penipu mengiklankan diri secara online sehingga klinik mereka bisa langsung muncul di barisan pertama/terbawah beberapa halaman pertama karena posisi tersebutlah yang paling gampang terlihat saat browsing dan harus membayar agar berada di posisi tersebut. 
    Search engine google selalu mencantumkan kata ad di sisi kiri alamat website yang berarti website tersebut adalah iklan, dan bersifat komersil/mencari keuntungan. Akan tetapi, ada beberapa klinik yang menggunakan teknik beriklan yang lebih halus. Mereka menyewa orang untuk membuat puluhan website/blog seolah-olah itu adalah testimoni dari pasien ataupun dari sosial media lain, padahal kenyatannya itu adalah rekayasa klinik tersebut.  Jadi, jika Anda datang ke klinik iklan seperti ini Anda sudah pasti akan membayar jauh lebih mahal dari klinik konvensional. 
Tips: Anda harus sangat waspada dan teliti jika kata kunci yang anda cari mengeluarkan beberapa website dengan nama hampir sama dalam beberapa halaman dan jika ditelusuri alamat klinik tersebut semuanya sama. 

2. Kelemahan psikologis pasien.
    Sasaran utama dari klinik dengan modus penipuan adalah orang yang melakukan hubungan seks pranikah/diluar mahligai pernikahan, hubungan seksual homoseksual/biseksual, pelaku hubungan seksual dengan cara tidak lazim (anal seks/oral seks); kaum setengah baya (pramenopause/pra-andropause) yang mengalami penurunan fungsi seksual. Akibatnya, jika timbul masalah/penyakit seputar kelamin/reproduksi, mereka merasa ini adalah aib, timbul rasa malu/bersalah sehingga mereka lebih memilih mencari solusi sendiri melalui internet/mobile dengan jaminan privasi terlindungi.

Klinik penipu berhasil menangkap kelemahan “psikologis” dari pasien tipe ini sehingga mereka dapat dengan mudah digiring ke klinik. Contoh:
-penderita penyakit menular seksual adalah makanan empuk untuk klinik seperti ini. Karena penyakit menular ini  memang dapat menular ke pasangannya, maka harus segera diobati dan biar cepat maka harus melakukan sederetan paket terapi (ala klinik) yang diklaim tercanggih/terbaik di dunia dan di Indonesia tidak ada terapi ini.
-kaum setengah baya dan lansia Indonesia, terutama penderita penyakit jantung, diabetes/kencing manis, stroke, darah tinggi, gangguan peredaran darah dsbnya jarang berkonsultasi dengan dokter tentang masalah/keinginan seksualnya karena malu terbuka ditambah lagi dokter Indonesia juga tidak berinisiatif membuka pembicaraan ini. Selain itu, budaya Indonesia yang memaklumkan kewajaran bahwa kaum paruh baya & lansia harusnya sudah “tutup pabrik” terhadap aktivitas seksual karena tidak perlu beranak lagi. Bahkan, bisa dicap negatip “nafsu besar” dan tidak wajar karena masih menginginkan aktivitas seksual.

3. Memaksakan pemeriksaan laboratorium di kliniknya.
  Klinik dengan modus penipuan biasanya berusaha memperbesar masalah/penyakit pasien, menganjurkan bermacam-macam pemeriksaan laboratorium yang sangat mahal dan banyak sekaligus. Petugas/asisten/manajemen kesehatan klinik seperti ini sangat terlatih dan selalu berhasil menyakinkan pasien pentingnya pemeriksaan lab.

  Jika pasien menolak melakukan pemeriksaan laboratorium, mereka sangat pintar membujuk dengan alasan dokter dapat mendiagnosa pasien dengan lebih lebih baik lagi dengan pemeriksaan yang lebih komplit/mahal/terbaru dan tidak ingin merugikan kesehatan pasien dengan memberikan terapi oral sembarangan tanpa pemeriksaan seperti fasilitas kesehatan lainnya. Selain itu, klinik peduli dengan kondisi pasien dan akan selalu berusaha pasien tidak mampu dengan memberikan cicilan atau diskon. Untuk hal seperti ini, Anda perlu waspada dengan mengetahui jenis pemeriksaan dan kepentingannya serta meminta waktu untuk mengeceknya online di hp. Jika perlu, Anda bisa melakukan pemeriksaan di luar lab klinik untuk mendapatkan hasil yang netral dan obyektif.

   Anda berhak mendapatkan diagnosa penyakit Anda meskipun tidak melakukan terapi dan carilah opini kedua dari fasilitas kesehatan konvensional saja. Dari wawancara penyakit, biasanya dokter dapat menyimpulkan diagnosa dan diagnosa banding dari keluhan penyakit Anda.  

4. Membujuk pasien melakukan operasi dan atau berbagai macam terapi termutakhir/tercanggih/terbaru
       Pasien dianjurkan untuk segera dioperasi dengan alat terbaru. Pasien juga dianjurkan terapi tidak lazim seperti sinar infrared, elektromagnetik,dsbnya di daerah organ reproduksi  dimana alat kesehatan tersebut belum terbukti keberhasilannya dan jarang ditemukan di rumah sakit besar/praktik dokter spesialis di Indonesia, Singapura, Malaysia. Jika ditanyakan nama alatnya, mereka banyak menyatakan berasal dari negara maju seperti China, Korea, Jepang, Amerika dsbnya.
     Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat menanyakan lebih detil nama terapinya, alatnya, metode penyembuhannya dan rujukan yang jelas dari majalah/pustaka kesehatan terpercaya; bukan dari iklan/advertisemen. Berdasarkan pengalaman pribadi dan teman-teman selama berobat, dokter Indonesia di era digitalisasi ini sudah maklum dan tidak keberatan jika pasiennya mengecek metode terapinya di internet saat berobat. Jika pihak klinik tidak mampu memberikan referensi ataupun tidak mengijinkan waktu untuk “browsing” karena pasien ramai, Anda bisa minta ijin keluar untuk berpikir di ruang tunggu sebelum mengambil keputusan.

5. Pemberian terapi infus/ intravena berhari-hari (3-7 hari)
    Di klinik model tersebut mengutamakan terapi secara infus dan tersedia fasilitas seperti one-day care unit untuk memberikan infus antibiotika, vitamin, dsbnya.
   Untuk penyakit infeksi menular seksual, terapi antibiotik oral dan suntik intramuskular masih menjadi pilihan utama (drug of choice) yang dianjurkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), CDC (Komite penyakit menular di Amerika), dan dokter Indonesia umumnya masih berpatokan pada WHO ataupun CDC. Jadi bukan terapi dengan infus atau sinar atau cuci/bilas alat reproduksi/vagina.

6. Tidak memperbolehkan penebusan obat oral di apotek luar.
  
   Jika Anda mendapat resep obat oral, Anda diharuskan membeli semuanya dan apotek klinik tidak akan mengijinkan resep dokter dibawa keluar. Seharusnya jika Anda tidak menebus semua obat yang diresepkan, pihak apotek harus memberikan kopi resep jumlah obat yang sudah diambil dan sisa obat yang tidak ditebus. Waspadalah jika pihak klinik/kasir tidak berkenan memberikan resep dokter Anda ditebus di luar. 

7. Setelah terapi selesai dan dinyatakan sembuhpun, Anda tetap ditawarkan untuk operasi, aneka paket terapi atau perawatan tambahan.
   
   Biasanya pasien akan diiming-imingi diskon yang sangat besar jika mengikuti paket yang sedang promosi atau untuk pasien yang mengaku tidak mampu, pihak manajemen klinik bersedia memberikan cicilan atau diskon yang besar atau mengratiskan salah satu terapi sebagai ujicoba dan jika pasien sudah baik mereka akan membujuk bahwa tidak akan sembuh total jika tidak dilanjutkan. 
  Bijaklah mengambil keputusan jika Anda memang sedang mencari paket terapi perawatan sekunder seperti operasi peremajaan vagina,  selalulah mencari informasi semaksimal mungkin dari sumber yang jelas dan terpercaya dan tidaklah tergesa-gesa membayar biaya pengobatan yang sangat mahal  hingga puluhan juta secara tunai/langsung. Sebaiknya berobat bersama keluarga Anda atau teman yang bisa Anda percayai atau sudah kenal latarbelakangnya, karena banyak orang yang juga bekerja sebagai agen untuk membawa korban ke klinik. 

Semoga bermanfaat dan selamat beraktivitas.



Monday, August 28, 2017

Medical Check Up khusus Kanker

Medical Check Up khusus kanker: Siapa saja, Kapan dan Apa saja?

Menurut laporan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) per Mei 20171menyebutkan kanker sebagai penyebab kematian kedua di dunia, dan 70% berasal dari negara berpendapatan menengah dan rendah. 
Berdasar data WHO (2014)2, di Indonesia kanker penyebab kematian tertinggi pada laki-laki adalah kanker paru dan saluran nafas, prostat, hati, saluran cerna (colorectal), dan rongga mulut. Sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara, serviks, paru, usus (colorectal), dan ovarium.

Perkembangan pesat biomedis dan kedokteran sedikitnya mengubah dogma kanker sebagai penyakit yang mematikan. Saat ini angka harapan hidup penderita kanker stadium tinggi  sudah lebih baik dibanding dua dekade yang lalu, apalagi untuk penderita kanker stadium dini atau pre-kanker yang mempunya angka harapan hidup yang jauh lebih tinggi lagi.  Oleh sebab itu, peningkatan sistem kesehatan, akses untuk deteksi dini kanker dan terapi dini menjadi prioritas dalam penurunan angka kematian kanker.

Masyarakat dianjurkan untuk melakukan deteksi  kanker sedini mungkin, selain karena biaya medis untuk pencegahan dan terapi kanker lebih murah, juga mempunyai harapan kesembuhan total yang lebih baik pada stadium dini/prekanker.

Siapa saja, Kapan, dan Apa saja pemeriksaan deteksi kanker?

Tua dan muda

Penyakit kanker bisa terjadi pada siapa saja, akan tetapi puncak timbulnya kanker tertinggi di usia 40-50 tahun walaupun jika dibandingkan dengan kelompok umur maka kanker lebih sering diderita kelompok umur di atas 75 tahun (5 per 1000), agak jarang pada usia dibawah 15 tahun. Menurut data riset kesehatan dasar 2013, di Indonesia penderita kanker pada kelompok usia reproduktif 15 -55 tahun cenderung meningkat setiap tahunnya.3 

Laki-laki vs perempuan

Menurut laporan GLOBOCAN (2012), di negara berkembang  penyakit kanker  penyebab kematian pada pria adalah paru, lambung,hati, prostat, dan kolorektal (usus) sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara, leher rahim, paru, dan kolorektal. 

Faktor genetik vs lingkungan/pola hidup

Individual dengan keluarga yang mempunyai riwayat kanker (faktor genetik) berisiko lebih tinggi terserang kanker dibanding individual lain. Akan tetapi, hampir 40% kematian akibat penyakit kanker dapat dicegah dengan menghindari atau mengurangi terpaparnya faktor risiko kanker. 

Berikut adalah  faktor risiko kanker secara umum yang dapat dimodifikasi sebagai upaya pencegahan kanker, yaitu:  
  1. Rokok: berkaitan dengan kanker paru, rongga mulut, lambung, ginjal
  2. Berat Badan berlebih/obesitas: rentan terserang kanker payudara, rahim, usus, prostat
  3. Alkohol: berhubungan dengan kanker hati, usus, dan rongga mulut
  4. Polusi udara: kanker paru
  5. Zat karsinogen (radiasi, zat kimia berbahaya, ultraviolet dsbnya): kanker paru, kulit, kandung kemih, leukemia, hati,dsbnya.
  6.  Infeksi: hepatitis B berkaitan dengan kanker hati, HPV dengan kanker serviks, bakteri H.pylori dengan kanker lambung, cacing Schistosoma dengan kanker kandung kemih, EBV dengan kanker nasofaring,
  7. Zat aditif dalam makanan (zat pewarna, pengawet, Arsenik, aflatoxin,dsbnya) berkaitan dengan kanker hati, kulit, kandung kemih.

Tabel 1. Anjuran pemeriksaan medis sebagai upaya deteksi dini kanker4
Kanker
Jenis Pemeriksaan
 Keterangan
Payudara
Sadari (Periksa payudara sendiri)
Mammografi
USG payudara
Setiap bulan 7-10 hari setelah mens 
Leher rahim (serviks)
Papsmear
IVA (Inspeksi Visual Asam)

Ca-125 (darah)
Layanan BPJS: wanita menikah berusia 30 tahun ke atas



Paru
Spirometri, XRay
CT scan

Perokok aktif

Usus (Colorectal),saluran cerna
Pemeriksaan darah samar (tinja)
CEA(darah)
Colonoskopi

Perubahan pola BAB, 
tinja berdarah

Lambung
Gastroskopi
test H.pylori 
nyeri lambung kronis


Prostat

Periksa fisik prostat (dokter)
PSA


60 tahun ke atas

Hati
USG abdomen
AFP(darah)
usia 45 tahun ke atas dengan riwayat Hepatitis B


Tabel 2. Kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi4
Kanker
Vaksin
Keterangan
Hati
Hepatitis B
Program imunisasi anak nasional
Serviks5
HPV

usia 9-14 tahun, cukup 2 kali (selisih 6bulan)
usia 15 thn ke atas, 3 kali (0,1-2,6 bulan)

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat  dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan aksi pencegahan dan deteksi dini kanker. Terlebih lagi bagi Anda yang memiliki asuransi pemeriksaan medis yang mencakup deteksi dini kanker, jangan sia-siakan kesempatan gratis ini. 


Sumber:
  1. http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2017/vector-control-ncds-cancer/en/
  2. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf
  3. http://www.who.int/medical_devices/publications/priority_med_dev_cancer_management/en
  4. http://www.who.int/immunization/diseases/hpv/en/

kata kunci: deteksi dini    kanker    imunisasi  pencegahan

Friday, August 25, 2017

HEART skor dan nyeri dada

     Nyeri dada mendadak penyebab terseringnya adalah serangan jantung koroner mendadak (atau disebut sindroma koroner akut/ACS) yang dapat mengakibatkan kematian mendadak.  Kurangnya pengetahuan masyarakat akan risiko serangan jantung, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin,  ditambah lagi gejala nyeri dada yang tidak khas saat serangan sehingga sulit terdeteksi atau terlewatkan karena membutuhkan pemeriksaan yang lebih kompleks dan berbiaya tinggi. Serangan jantung bukan hanya penyumbang angka kematian cukup tinggi di seluruh dunia, juga mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar di semua negara, tidak terkecuali Indonesia.

      Di Amerika yang tenaga medis dengan teknologi kedokteran canggih saja  masih kecolongan oleh nyeri dada yang tidak terdeteksi serangan jantung, dan menimbulkan dilemma. Berdasarkan laporan dr. Mahler (tahun 2015) dari Wake Forest Baptist School of Medicine menyebutkan  setiap tahun ada 8-10juta orang dengan nyeri dada mendadak berobat ke Unit Gawat Darurat di Amerika dengan lebih dari 50% harus dirawat inap untuk pemeriksaan lebih lanjut yang menghabiskan biaya 10-13 trilyun USD setiap tahunnya. Akan tetapi, hanya sekitar 10% dari mereka yang dirawat inap dikonfirmasi sebagai sindroma koroner akut/infark miokard. Sedangkan sekitar 2-5% penderita nyeri dada yang dipulangkan tanpa rawat inap ternyata menderita sindroma koroner akut.  Oleh karenanya, para dokter berupaya mengembangkan beberapa metode diagnosa untuk mengatasi hal ini, contohnya :HEART score, Grace score, dan TIMI score.

Apa itu HEART score dan makna hasil perhitungannya?

HEART score sebagai salah satu metode cepat dalam membantu dokter Unit Gawat Darurat untuk mendeteksi apakah seorang penderita nyeri dada akut berisiko tidaknya untuk mengalami serangan jantung mendadak & mengambil keputusan dipulangkan atau dirawat inap.

Tabel 1.HEART score

Poin
0

1
2
H istory
nyeri dada khas:
üdibelakang iga, seperti ditimpa, 
ümenjalar ke rahang/bahu/lengan kiri, 
üdurasi 5-15 menit,
üdicetus oleh olahraga/dingin/emosi,
ümual,muntah,keringat dingin
üsegera mereda dengan nitrat 
üpasien pernah mengalami nyeri serupa

kurang mirip
nyeri terlokalisir, 
bersifat tajam,
tidak dipengaruhi aktivitas

mirip serangan 
jantung

sangat mencurigai
 gejala jantung
E KG
Normal
Perubahan repolarisasi
LBBB,LVH

 ST depresi /elevasi
A ge

<45 tahun
45-65 tahun
>65 tahun
R isk Factor
 hipertensi, hiperkolesterol, DM, obesitas, merokok,  
 riwayat penyakit terdahulu:serangan infark miokard, pernah stent/bypass jantung, TIA/stroke,penyakit arteri perifer  
 riwayat keluarga: ortu/saudara kandung meninggal karena serangan jantung di usia <65 thn 

0
1-2 faktor
3
T roponin 
Normal
1-2x normal
>2x

Alur HEART skor:
1. poin ≤3
· Troponin poin 0, ulangi 3 jam kemudian jika hasilnya tetap negatif, penderita nyeri dada dapat dipulangkan dan kontrol secara rawat jalan. (Risiko kejadian serangan jantung rendah, sekitar 0.9%-1.7%) 
· troponin 1-2 poin, berisiko tinggi (12-65%) terjadi serangan jantung akut dalam periode 30 hari, harus dirawat inap untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh kardiologi. 

2. Poin ≥4
· poin troponin 0, berisiko tinggi terjadi serangan jantung dalam periode 30 hari, harus dirawat inap/observasi dan perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
· troponin 1-2 poin, berisiko tinggi terjadi serangan jantung akut, harus dirawat inap oleh kardiologi untuk pemeriksaan lebih detil.

Makna hasil HEART skor :
  1. 0-3:pasien dapat dipulangkan
  2. 4-6:pasien harus dirawat di rumah sakit 
  3. >7 :pasien harus dilakukan pemeriksaan invasif dini

Pendeteksian nyeri dada yang mengakibatkan kejadian serangan jantung dengan alur HEART score dapat menghemat biaya karena pasien dapat dipulangkan lebih awal, menurunkan indeks lamanya rawat inap dan kunjungan berulang/kekambuhan dalam kurun 30 hari.

Sumber:

  • Mahler SA, Riley RF, Hiestand BC, et al. The HEART Pathway randomized trial: identifying emergency department patients with acute chest pain for early discharge. Circ Cardiovasc Qual Outcomes. 2015;8(2):195-203.
  • Poldervaart JM, Reitsma JB, Backus BE, et al. Effect of Using the HEART Score in Patients With Chest Pain in the Emergency Department: A Stepped-Wedge, Cluster Randomized Trial. Ann Intern Med. 2017.
  • Riley RF, Miller CD, Russell GB, et al. Cost analysis of the History, ECG, Age, Risk factors, and initial Troponin (HEART) Pathway randomized control trial. Am J Emerg Med. 2017;35(1):77-81.